![]() |
Kue Ku alias Kue Thok |
Jadi begini. Di beberapa postingan terakhir, saya curhat
betapa motrek makanan Indonesia itu ga seindah rasanya. Kita semua boleh jumawa
betapa masakan Indonesia paling enak sedunia, tapi dengan rupa yang tidak
fotogenik, apa iya anak cucu kita nantinya mengamini pendapat kita di tengah
serbuan waralaba gerai fastfood dari western, Korean, Japanese dsb yang
penampakannya lebih eye catching? Jangan-jangan waktu kita ngomongin kare, yang
di kepala mereka terbayang karage; kita cerita tauco dikiranya taco K
Beruntung, saya dikelilingi orang-orang yang sedari awal
sudah getol untuk memotrek masakan Indonesia dengan cantik. Saya yang mulanya antipati
sama makanan Indonesia, lama-lama terketuk juga api keindonesiaan saya karena
kompor mereka. Iseng-iseng kami bikin akun @jelajahboga di instagram untuk ikut
serta dalam upaya mendokumentasikan masakan/makanan/minuman/buah/sayur khas
daerah-daerah nusantara. Keinginan kami ga muluk-muluk, kami cuma ingin kita
semua lebih getol motrek masakan Indonesia daripada masakan luar. Eh ini
namanya muluk-muluk ya hahaha.
Jadi, buat kamu yang punya akun instagram, yuk sertakan
tagar #jelajahbogaindonesia di caption foto masakan Indonesiamu, setiap harinya
akan kami pilih 1-2 foto untuk kami kurasi. Selain foto, yang tidak kalah
penting adalah resep atau cerita tentang masakan/minuman/buah/sayur tersebut.
Misalnya nih foto keluwek, selain dibikin rawon biasanya dibikin apa? Atau barangkali
ada tips untuk memilih keluwek yang bagus gimana? Dsb dsb. Karena kami yakin,
setiap kuliner memiliki akar budaya yang berbeda, sehingga ceritanya pun
berbeda.
Back to blog yang sudah 2 minggu libur, bebarengan dengan
Pukis Pandan, 2 minggu saya juga bikin Kue Ku. Usut punya usut, ternyata Kue Ku
ini berasal dari Tiongkok. Ku dalam bahas Tionghoa dialek Hokkian berarti
Kura-kura, untuk menyebut bentuknya yang menyerupai kura-kura. Rakyat Cina
selalu menyediakan Kue Ku di perayaan-perayaan besar keluarga seperti kelahiran
atau ulang tahun orang tua, karena bentuk Kura-kura menyimbolkan panjang umur
dan rejeki berlimpah.
Sedangkan di Jawa, Kue Ku lebih familiar dengan sebutan Kue
Thok karena saat mengeluarkan adonan Kue Ku dari cetakan kayu, bunyinya “Tok
Tok”. Nah karena suatu kali tersesat di sebuah toko tua dan menemukan cetakan
kayu Kue Ku yang sudah uzur, di kepala langsung terbayang kenyalnya kulit yang
terbuat dari tepung ketan dan legitnya kacang hijau kupas sebagai isiannya.
Alhamdulillah, Kue Ku yang diwarna dengan daun suji ludes hari itu juga.
Enaaaak!!!
![]() |
Ekstrak daun suji |
Kue Ku
Sumber: Sedap Aneka Kue Tradisional via mbak Dida
Bahan:
250 gr kacang hijau kupas, rendam 1 jam
100 gr gula pasir
300 ml santan dari ½ butir kelapa
½ sdt garam
2 lembar daun pandan
Bahan Kulit:
200 gr tepung ketan
50 gr gula halus
75 gr kentang kukus, haluskan
1 sdm minyak goreng
140 santan dari ¼ butir kelapa (kelapa parut diperas dengan
air suji)
½ sdt garam
Cara Membuat:
Bahan Isi:
Kukus kacang hijau
hingga lembut, haluskan saat masih panas. Masak kacang hijau, gula, santan,
garam dan daun pandan sambil terus diaduk hingga kalis dan bisa dibentuk. Dinginkan.
Setelah dingin, ambil sedikit adonan isi lalu bulat-bulatkan sebesar kelereng. Lakukan
hingga habis.
Bahan Kulit:
Campur semua bahan kulit, uleni hingga lembut.
Cara membentuk:
1.
Ambil sebagian adonan kulit, pipihkan, beri bola
isian, lalu tutup dengan kulit
2.
Masukkan ke dalam cetakan kayu yang telah
ditaburi tepung ketan
3.
Tekan-tekan dengan lembut sambil diratakan
4.
Balikkan cetakan sambil diketuk-ketuk hingga kue
keluar, letakkan di atas daun pisang lalu kukus selama 15 menit
5.
Selama dikukus, tutup kukusan harus selalu
dibuka tutup setiap 5 menit. Setelah matang, angkat lalu olesi minyak goreng
tipis-tipis agar mengkilap dan tidak kering.
![]() |
Siap masuk kukusan |
Cakep ya jadinya , sukaaaaak *sekalianngeteskomen*
ReplyDeletembak Mellyyyyy, akhirnya muncul juga komennya. aku belom bisa komen disanaaa
Delete