Jauh sebelum
Instagram menjadi buku resep virtual, Food Blog adalah rujukan ibu-ibu muda
yang sedang belajar memasak. Berbeda dari Instagram yang membatasi panjang
keterangan (caption) yang hendak kita
tulis, dalam satu unggahan blog bisa memuat beberapa gambar sekaligus cerita
panjang lebar dari penulis. Maka pembaca tak hanya mendapat resep, namun
seringkali cerita unik di balik lahirnya resep tersebut. Dan bisa ditebak, salah
satu jujugan saya saat bingung
memasak apa (atau sekadar surfing
sambil mengagumi foto masakan) adalah Blog Catatan-Nina
Nge-blog
sejak tahun 2011 membuat Agustina Dwi, ibu rumah tangga yang terkenal dengan
sebutan Bunda Nina ini, terbiasa ngoprek kamera dan menata makanan. Bila melihat foto-foto di awal
blog, terlihat sekali metamorfosa Food Photography Mbak Nina. Dan sejujurnya,
foto-foto indah inilah yang membuat buku Dapur Bunda Nina terasa menonjol di
antara buku resep masakan sejenis yang difoto sendiri oleh penulisnya.
Yup. Dapur
Bunda Nina adalah buku masak terbaru terbitan Gramedia yang berisi lebih dari seratus
resep masakan Mbak Nina, sebagian besar telah tayang di blog maupun Instagram beliau
@bundina_kitchen. Keseratus resep tersebut tidak hanya memuat masakan
tradisional seperti Nasi Liwet, Nasi Bakar, Soto Tangkar hingga kueh mueh penuh
nostalgia seperti Colenak, Pisang Gapit hingga Carang Gesing. Namun makanan street food kekinian yang menjadi favorit anak-anak kita
juga turut dihadirkan di buku setebal 212 halaman ini; sebut saja Kaki Naga,
Chicken Katsu, Mango Sticky Rice, Mac Pie hingga yang beberapa waktu lalu
sempat heboh: Sempol Ayam.
Seolah bisa
membaca pikiran kita yang haqqul yaqin bahwa
masakan Indonesia Paling Enak Sedunia namun seringkali tergoda dengan aneka
masakan asing berpenampilan lucu menggemaskan dan bikin anak makan
lahap; Buku Dapur Bunda Nina mewadahi aspirasi kita semua. Membaca Dapur Bunda
Nina seolah membaca puluhan screenshot resep-resep
yang kita simpan (dan entah kapan mengeksekusinya 🙊), hanya kali ini dalam versi
terbaiknya: buku fisik yang bisa kita bolak-balik tanpa bikin mata pedih karena
radiasi, atau kalau dalam kasus saya: saya corat-coret untuk menandai bahan
pengganti dan aneka keterangan lain.
Di buku
ini, kita tak hanya dimanjakan dengan resep rumahan maupun a la café beserta
instruksinya yang praktis dan terasa gampang sekali dibuat. Namun mata kita
juga dihibur dengan foto makanan yang bikin ngiler.
Foto-foto
Mbak Nina terasa sekali nuansa homemade-nya:
cahaya yang terang namun hangat, penggunaan piranti saji berbahan enamel maupun rotan
yang bersanding dengan sendok garpu lawasan hingga serbet yang diletakkan
begitu saja. Remah-remah makanan terlihat berjatuhan di sekitar piring atau
tetesan saus coklat di tumpukan Pancake membuat siapa saja yang melihatnya
menelan ludah dan ingin segera mengeksekusi resep tersebut. Berkecimpung lama
sebagai Food Blogger terbukti membuat Mbak Nina mampu mempresentasikan resep biasa
terlihat istimewa dan menggiurkan. It is
indeed, that a picture speaks a thousand words.
![]() |
Ayam Goreng Kalasan yang saya coba dari buku Dapur Bunda Nina, enak! 😋😋 |
Namun tak
ada gading yang tak retak. Meski gambar-gambar cantik menghiasi setiap lembar
buku ini, beberapa foto terlihat kurang tajam atau miss focus. Selain itu dibandingkan dengan tampilan di Instagram
maupun blog, foto-foto yang ada di buku Dapur Bunda Nina terlihat sedikit lebih
lembut dan gelap, padahal tipe cahaya di foto-foto Mbak Nina sangat terang dan
kuat dengan POI yang stand out (baik
di dark maupun bright photography). Well,
saya ga tahu apakah photo editing ini
disengaja ataukah faktor di percetakan. Not
a very big deal since the pictures is as drooling worthy as ever 😉
Dan karena
mengenal Mbak Nina lewat blog yang selalu berisi narasi panjang lebar di setiap
unggahan, sejujurnya saya berharap akan ada banyak cerita tentang resep yang
ada di Dapur Bunda Nina, bukan hanya prakata pengantar awal resep yang berisi
hal-hal umum saja. Bagi yang terbiasa membaca blog, pasti merasakan bahwa gaya bahasa setiap blogger
memiliki ciri tertentu yang tidak bisa disamakan dengan blogger lain. Pun
begitu pula dengan gaya bahasa yang biasa saya baca di
catatan-nina.blogspot.co.id, namun sayangnya di buku ini saya tidak menemukan
sosok Mbak Nina yang saya kenal lewat dunia maya tersebut. Saya berpikiran
positif bahwa buku masak tentu saja "berjualan"
resep dan foto, bukan cerita ngalor
ngidul yang pasti akan ngabisin halaman, meski menurut hemat
saya cerita ngalor ngidul tersebut bisa menjadi nilai tambah sebuah buku
untuk terasa lebih personal.
Namun demikian, bagi saya pribadi buku Dapur Bunda Nina sangat layak dikoleksi.
Resep-resep makanan dengan tampilan foto yang ngilerable khas Mbak Nina cukup menjadi alasan bagi kita untuk
memasukkan buku ini ke dalam keranjang belanja. Karena selain bisa nyontek
resepnya yang cepat, praktis dan mudah; kita juga bisa belajar lewat foto-fotonya cara menyajikan makanan agar terlihat menggiurkan
baik di hadapan keluarga secara langsung atau di hadapan kamera untuk kita
jepret dan unggah di media sosial. Siapa tahu kita bisa menyusul jejak Bunda Nina untuk menjadi tukang masak, fotografer sekaligus penata saji rumahan 😆😙
Judul Buku: Kumpulan Resep Hits di Instagram
100+ Resep Andalan Dapur Bunda Nina
Praktis, Cepat dan Mudah Dipraktikkan
Judul Buku: Kumpulan Resep Hits di Instagram
100+ Resep Andalan Dapur Bunda Nina
Praktis, Cepat dan Mudah Dipraktikkan
Penulis, fotografer & penata saji: Agustina Dwi
Editor: Intarina Hardiman
Penerbit: Gramedia, 2017
Editor: Intarina Hardiman
Penerbit: Gramedia, 2017
No comments